25 Januari 2008

Pemadam yang Kelewat Berani

Kilang gas Pertamina di Bontang terbakar hebat. Api berkobar-kobar setinggi gedung berlantai lima di seluruh kilang itu dan menyebarkan panas luar biasa. Segera Pertamina mengontak pemadam api dari Amerika yang biasa dipakai untuk kasus-kasus emergency semacam itu, tapi sialnya pihak yang bersangkutan sedang ada job di negara lain.

"Kenapa tidak kita pakai saja bangsa kita sendiri?", kata seorang manejer lapangan kepada pimpinan Pertamina.

"Saya dengar ada pemadam lokal bernama Ucok yg tidak kalah hebatnya, dan tarifnya 50% lebih rendah dari tarif US$2 juta yg biasa kita kasih kepada orang Amrik itu," lanjutnya.

Setelah rapat direksi, akhirnya diputuskanlah memanggil si Ujang. Merekapun menunggu kedatangan si Ujang di Bontang dan tidak berapa lama sebuah pesawat barangpun mendarat, dan sebuah truk keluar dari belakang pesawat itu, langsung meluncur kedalam titik api yang sedang berkobar hebat.

Orang-orang sangat kagum dengan keberanian si Ujang ini. Untuk beberapa lama truk itu tertutup api sama sekali, tidak terlihat oleh mata. Semua menunggu dengan deg-degan. Tapi akhirnya api pun mereda dan si Ujang pun terlihat mengemudikan truknya keluar.

Walaupun seluruh pakaiannya penuh dengan bekas terbakar, kelihatannya dia baik-baik saja.

"Wah...wah....hebat benar Anda!," Kata pimpinan Pertamina menyambut si Ujang.

"Sesuai dengan janji kami, anda akan kami bayar US$1 juta. Kira-kira apa yang anda lakukan dengan uang sebanyak itu?," tanya si pimpinan Pertamina tersebut.

"Tentu saja pertama-tama saya akan memperbaiki rem truk sialan itu!," jawab Ujang dengan kesal.

Tidak ada komentar: